Monthly Archives: June 2004

Apa Hanya Skripsi sebagai Ukuran?

Sudah hampir dua bulan ngurusi persiapan untuk lulus kuliah. Sekarang penelitian sedang jalan. Ya, inilah tugas akhir yang harus dijalani untuk dinyatakan lulus. Ternyata, kuliah memang tidak menyebalkan. Kuliah itu SANGAT MENYEBALKAN!

Apalagi ketika harus melakukan penelitian dengan dasar-dasar ilmu eksak yag bener-bener kaku itu. Lalu, kenapa sih harus menyusun skrispi sebagai tugas akhir kuliah. Tidakkah ada cara lain untuk menilai layak tidaknya mahasiswa lulus kuliah? HUH!

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Susah Juga Punya Nama Besar

Akhirnya, Inggris juga tersingkir dari Piala Eropa. Tak ada lagi tim yang bisa membuatku tertarik mengikuti Piala Eropa. Sebelumnya, Italia juga harus pulang setelah kalah agregat nila dengan Swedia dan Denmark. Kini Inggris!

Hiks. Ternyata nama besar tidak selalu sejalan seiring dengan prestasi. Italia, Inggris, Spanyol, yang dikenal sebagai negara-negara berprestasi bagus sepakbolanya. Pas nulis ini, Prancis pun ketinggalan 0-1 dari Yunani. Gak tau deh hasil akhirnya.

Ya, selamat sajalah buat tim-tim biasa saja dengan prestasi luar biasa.

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Kenapa Perempuan (Lagi) Jadi Kambing Hitam?

Barusan abis nonton Troy. Inti ceritanya, perang besar antara Troy dan Sparta pada masa Yunani kuno karena rebutan Helen, perempuan dari Sparta yang jatuh cinta pada Paris, pangeran dari Troy. Helen yang sudah bersuami Menelaus meninggalkan Sparta demi Paris. Lalu, pasukan Sparta menyerbu Troy dan membakar seluruh kota. Bla.bla..

Hal yang membuatku berpikir ulang, kenapa perempuan lagi yang jadi alasan perang? Jangan-jangan sejarah memang hanya berpihak pada laki-laki..

Continue reading

Leave a comment

Filed under Pikiran, Uncategorized

Menonton Akademi Fresiden Indonesia…

[tulisan ini modifikasi dari yg sebelumnya. ya, biar agak aktual dikitlah]

Cek kali cek, ternyata pemilihan presiden mendatang tidak jauh berbeda dengan Akademi Fantasi Indosiar (AFI) yang heboh itu. Selain peran politisasi tubuh, iklan untuk memperbagus kesan (image) pun turut mendongkrak popularitas calon presiden.

Tidak usah mikir yang gawat-gawat soal pemilihan presiden 5 Juli mendatang. Seperti juga tidak usah ikut menangis ketika Cindy, akademia imut-imut dari Jakarta itu dieliminasi di AFI. Sebab pilpres dan AFI memang mirip. Ada beberapa kemiripan antara keduanya. Pertama, ketika Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak lolos sebagai capres dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) karena alasan tidak sehat jasmani dan rohani. Seperti halnya AFI, jangan harap orang bertubuh tidak normal (kata orang Inggris sih different ability, -diffable) bisa lolos pencalonan pilpres. Politisasi tubuh itu tidak hanya pada kasus Gus Dur tapi juga pada pekerjaan sehari-hari di sekitar kita.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Pikiran, Uncategorized

Kitab Suci Bernama Televisi

Barusan ngobrol dengan seorang kawan. Ternyata, TV memang telah menjadi kitab suci baru. Benar tidaknya perilaku, bagus tidaknya pakaian, dan seterusnya bersandar pada televisi sekarang. Lewat iklan, lewat film, lewat infotaintment, dan bla-bla, pesan agung itu disampaikan. Barangkali, Raam Punjabi, misalnya memang bisa disebut sebagai nabi. Gawat juga kalo begini.

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Inul dan Dunia yang Maskulin

Memperdebatkan apakah goyangan Inul Daratista itu boleh atau tidak, pada hari-hari ini jauh lebih menarik daripada mendiskusikan bagaimana para partai politik mempersiapkan calon presidennnya masing-masing untuk Pemilu 2004 nanti. Sebabnya bisa jadi karena kejenuhan terhadap hal-hal yang terlalu serius. Bisa jadi karena fenomena Inul itu sendiri memang menarik untuk diobrolin.

Inul muncul bukan oleh industri musik yang mapan. Penyanyi bernama asli Ainul Rokhmah itu sudah memiliki penggemar yang tidak sedikit ketika goyangannya belum “ngebor” TV. Inul sudah ditonton banyak orang dalam setiap penampilannya justru ketika menyanyi di pesata pernikahan, peringatan 17 Agustus, sunatan, dan hajatan-hajatan yang bisa mengundang massa. “Gerilya” Inul ini sudah sejak dilakukan sejak 1995. Dan, tidak kalah menariknya, popularitas Inul ini dilakukan melalui sesuatu yang hingga saat ini masih diharamkan dalam industri musik, VCD bajakan! Penjualannya pun di tempat-tempat umum semacam terminal, pasar, bahkan kapal penyeberangan Gilimanuk-Ketapang.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Pikiran, Uncategorized

Mewaspadai Tipu Daya Iklan (Capres)

Pada 1 Juni lalu, seluruh pasangan caplon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) memulai kampanye masing-masing secara langsung maupun melalui media massa cetak dan elektronik. Kampanye secara langsung itu dilakukan misalnya dengan kunjungan ke rumah sakit oleh Megawati-Hasyim Muzadi maupun blusukan di pasar seperti yang dilakukan Amien Rais-Siswono Yudhoyono. Selain kampanye konvensional tersebut, beriklan di media massa juga menjadi salah satu cara kampanye para capres dan cawapres. Namun, karena bersifat monologis, kampanye dengan beriklan sangat rentan memanipulasi fakta.

Kita bisa melihat misalnya pada waktu sebelum kampanye dimulai. Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bimo Nugroho mengatakan iklan calon presiden dari Partai Golongan Karya Jenderal (Purn) Wiranto telah memanipulasi fakta (Kompas, 26/5). Iklan yang dipublikasikan melalui TV tersebut hanya ditampilkan dengan memotong beberapa fakta dalam kerusuhan Mei 1998. Akibatnya, menurut Bimo Nugroho, iklan tersebut menyesatkan mereka yang tidak paham mengenai kerusuhan menjelang mundurnya Soeharto tersebut. Sebab, iklan kampanye Wiranto dibuat –tentu saja- hanya demi kepentingan Wiranto.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Pikiran, Uncategorized