Didik menyindir kondisi sosial politik Jawa sebagai representasi Indonesia melalui objek lukisan anekdotis dan lucu. Padahal, dia sendiri orangnya serius.
Bukan kebetulan kalau pameran tunggal Didik Nurhadi di Darga Gallery, Sanur, Bali dibuka Jaya Suprana Sabtu pekan lalu. Pemilihan bos perusahaan jamu yang juga humorolog serba bisa itu dilakukan karena ada kemiripan tematis antara karya yang dipamerkan dengan Jaya Suprana. Keduanya segar, lucu, namun melontarkan kritik-kritik nyelekit lewat candaannya.
Enam karya Didik yaitu Pesta Balon, Pesta Ulang Tahun, Selamat Datang Demokrasi, Wake Up, Simbol dan Kenyataan, serta Bapak Poligami seluruhnya menunjukkan objek lucu dan seluruhnya berukuran 1,4 m x 2 m. Cukup besar untuk ukuran lukisan. Maka tiap dinding di galeri Darga yang tiga tingkat itu hanya memajang satu lukisan. Pameran yang berlangsung hingga 17 Januari mendatang itu menampilkan karya-karya mbanyol namun nyelekit yang berasal dari pengalanan pelukisnya sehari-hari.