Tag Archives: Global Warming

Jangan Globalwarmingkan Tulisan Ini

Sore tadi ada diskusi di Sloka sama Hira Jhamtani, aktivis Third World Network, dan Harry Surjadi, Direktur Eksekutif Society of Indonesian Environtmental Journalist (SIEJ). Diskusi ini tindak lanjut pasca-Konferensi Tingkat Tinggi tentang Perubahan Iklim di Nusa Dua 3-14 Desember lalu.

Kami ngobrol soal bagaimana sih media memberitakan UNFCCC dan apa yang bisa ditulis media pasca konferensi yang membuat Bali layaknya darurat militer saking banyaknya petugas keamanan tersebut. Ada sekitar 13 orang aktivis dan wartawan yang ikut diskusi lesehannya Walhi Bali, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, dan Sloka Institute ini. Eh, ada empat blogger anggota Bali Blogger Community juga ding.

Continue reading

7 Comments

Filed under Pekerjaan, Pikiran

Nyepi Sehari untuk Mengurangi Emisi

Mari melihat Nyepi sebagai kearifan lokal untuk memberi bumi sejenak beristirahat. Meski hanya sehari, itu jelas sangat berarti. Maka, marilah dukung usaha agar Nyepi bisa jadi momen internasional meski tidak harus serempak, meski tidak harus ala Bali.

Mari melihatnya dari sudut pandang bumi yang kian letih. Usaha ini pula yang dilakukan melalui delegasi resmi kawan-kawan NGO Bali maupun kelompok lain di KTT Perubahan Iklim di Nusa Dua Bali yang sedang berlangsung. Ini pula yang kawan-kawan teriakkan pada Parade Budaya 8 Desember lalu.

Continue reading

8 Comments

Filed under Bali, Daily Life, Pikiran, Uncategorized

Namanya Saja Penggembira. Jadi ya..

Setelah Republik Mimpi selesai, ribuan orang itu seperti sudah tidak sabar lagi. Mereka segera beranjak dari wantilan DPRD Bali, meski kelompok Krishna Balaram sedang bersiap-siap dengan musiknya.

Sabtu sore itu, sekitar pukul 13.30 Wita, suasana makin hiruk. Aktivis LSM, petani, nelayan, korban lumpur Lapindo, mahasiswa, pelajar, buruh, pemuda, tokoh agama, masyarakat adat, dan banyak lagi. Semuanya tumplek blek di halaman DPRD Bali di daerah Renon.

Continue reading

5 Comments

Filed under Bali, Daily Life

Bali Serasa Darurat Militer

Konferensi PBB tentang perubahan iklim (UNFCCC) resmi dibuka hari ini di Nusa Dua. Ini narasi besar tentang pemanasan global. Dan, yang terjadi di lapangan hanyalah ketidaknyamanan.

Aku mulai merasakannya minggu-minggu ini. Paling terasa sih di Sanur pas habis mandi di pantai sama anak istri kemarin. Agak aneh juga melihat polisi bersenjata lengkap berdiri siaga menghadap ke jalan di perempatan Jl Hang Tuah – Jl By Pass Ngurah Rai. Bukannya ini tempar bersantai. Tapi kok polisi bermuka serem itu berdiri dengan tegaknya di sana? Bagiku sih tidak menimbulkan rasa nyaman, malah sebaliknya: perasaan seperti terancam.

Continue reading

21 Comments

Filed under Aneka Rupa, Bali, Daily Life, Perjalanan, Pikiran

Ironi Konferensi Perubahan Iklim di Bali

Desember nanti, Bali akan dipenuhi 10 ribu hingga 15 ribu orang. Ribuan orang: aktivis LSM, pejabat, penjahat (lingkungan), menteri, sampai presiden dari 180 negara akan tumplek blek di Nusa Dua, bagian selatan Bali. United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) alias Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim itu akan berpusat di Bali International Convention Centre (BICC).

Banyak suka cita, terutama masyarakat Bali. Ini ibarat rezeki nomplok karena konferensi besar itu akan jadi promosi gratis buat pariwisata Bali. Ya, tentu saja. 10 ribu orang tidaklah sedikit. Apalagi isu pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change) sedang laris manis jadi wacana global. Maka, itu tadi, Bali pun akan mendapat imbas pencitraan.

Continue reading

18 Comments

Filed under Bali, Pikiran

Memburu Jejak Dampak Perubahan Iklim di Bali

Sabtu pekan lalu, akhirnya tubuhku memberi tanda (lebih jelas lagi). Ketika mampir di Pekarangan, Manggis, Karangasem, kampung istriku, tubuhku tiba-tiba lemes. Aku pikir hanya sebentar. Tapi meski sudah istirahat, minum teh hangat, lalu makan di warung ikan laut Pesinggahan dalam perjalanan kembali ke Denpasar, ternyata tubuhku tidak pulih juga.

Ketika sampai rumah, setelah sekitar 1 jam perjalanan, hal yang paling terasa adalah ada yang tidak beres di tenggorokan. Kalau sudah begini, biasanya radang. Pertanda capek. Kalau toh ke dokter, paling juga disuruh istirahat secukupnya. Jadi ya, tidak usahlah ke dokter. Istirahat saja cukuplah.

Huh! Minggu ini memang melelahkan. Tapi setidaknya satu pekerjaan akhirnya selesai.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Berikan Bantuan, Bukan Khotbah

Abis ada diskusi tentang global warming di Renon tadi pagi. Hasilnya ada di Bale Bengong. Overall, ini diskusi menarik. Sayangnya sih temanya trlalu abstrak. Tentang budaya lokal menghadapi global warming. Bahwa Bali punya Tri Hita Karana, local genius, dst untuk mengantisipasi global warming. Cuma, gimana ya? Abstrak banget.

Logika goblokku -dan ini pasti bener2 goblok-, penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca tuh Amrik dan negara2 maju lain. Peran Indonesi sangat kecil, apalagi khususnya Bali. Mungkin lebih menarik kalau ada hal lebih praktikal. Misalnya boikot produk Amrik -hi.hi.hi, ngetik blog saja pake Microsoft- dst.

Ikut diskusi pagi tadi jadi ingat cerita anak kecebur sungai.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Aneka Rupa, Bali, Daily Life, Pekerjaan