Pukulan bertubi-tubi pada pariwisata membuat Badung menargetkan pendapatan tahun ini hanya Rp 95 milyar. Padahal dua tahun lalu realisasi pendapatan mencapai Rp 406 milyar lebih.
Dengan jumlah hotel mencapai 441, Kabupaten Badung pun menggantungkan roda ekonominya pada pariwisata. Bandingkan dengan kabupaten lain semisal Buleleng yang hanya memiliki 94 hotel, atau Klungkung yang hanya punya 15 hotel.
Pendapatan Badung pun sepenuhnya bergantung pada pariwisata itu. Tiga perempat pendapatan Badung berasal dari pajak hotel dan restoran (PHR). Pada 2001 misalnya pendapatan asli daerah (PAD) Badung mencapai Rp 406,628 milyar. Dari jumlah tersebut Rp 314,550 milyar berasal dari PHR. Artinya 77% PAD Badung berasal dari PHR tersebut.
Maka, ketika pariwisata mengalami masalah, pendapatan Badung pun berubah. Akibat peledakan bom 12 Oktober lalu misalnya, PAD Badung pada 2002 “tinggal” Rp 311,788 milyar. Toh, tetap saja 77% berasal dari PHR yang besarnya Rp 241,405 milyar.